Senin 03 Jan 2022 18:13 WIB

Israel Temukan Kasus 'Florona' Pertama, Apa Itu?

Israel mendeteksi kasus Florona pertama pada seorang ibu hamil.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus corona (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus corona (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel mendeteksi kasus Florona pertama pada seorang ibu hamil. Florona bukan varian Covid-19 baru, melainkan sebuah kondisi di mana seorang individu mengalami infeksi virus influenza sekaligus SARS-CoV-2 di waktu yang bersamaan.

Kasus Florona ini ditemukan ketika ibu hamil berusia muda tersebut dilarikan ke rumah sakit untuk melahirkan. Sang ibu hamil diketahui tak memiliki riwayat vaksinasi Covid-19 dan flu. Pada saat kasus Florona ditemukan, Israel sedang menghadapi peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Delta dan Omicron serta lonjakan flu.

Baca Juga

"Merupakan hal yang mungkin untuk menagalami kedua penyakit (Covid-19 dan flu) di waktu bersamaan," jelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dilansir Indian Express.

Menurut WHO, cara terbaik untuk mencegah gejala berat dan perawatan di rumah sakit akibat Covid-19 dan flu adalah melalui vaksinasi. Saat ini, baik vaksin Covid-19 maupun vaksin flu telah tersedia luas dan bisa diakses oleh orang-orang yang memenuhi kriteria.

Menurut Mayo Clinic, SARS-CoV-2 dan virus influenza dapat menular lewat cara yang mirip. Keduanya bisa ditularkan lewat kontak dekat dengan yang terinfeksi. Kedua virus ini juga bisa menyebar melalui droplet atau aerosol yang dikeluarkan oleh orang terinfeksi saat bicara, batuk, atau bersin.

Pendiri Ujala Cygnus Group of Hospitals Dr Shuchin Bajaj mengatakan kombinasi infeksi ganda dari SARS-CoV-2 dan virus influenza bisa meningkatkan risiko gejala berat. Kedua virus ini dinilai bisa mengacaukan tubuh.

"Dan menyebabkan penyakit lain juga, oleh karenanya, (Florona) merupakan sebuah kekhawatiran," jelas Dr Bajaj.

Mayo Clinic juga mengungkapkan bahwa kombinasi flu dan Covid-19 bisa memicu komplikasi serius. Komplikasi ini bisa berupa pneumonia, sindrom distres pernapasan akut, gagal organ, serangan jantung, peradangan jantung atau otak, strok, dan bahkan kematian.

Flu biasanya memunculkan gejala sekitar tiga atau empat hari setelah terinfeksi. Akan tetapi gejala pada Covid-19 bisa muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terinfeksi.

Kedua penyakit ini memiliki gejala yang serupa seperti batuk, demam, atau hidung beringus. Untuk bisa benar-benar membedakan flu dan Covid-19, perlu dilakukan tes

"Untuk kedua virus, tes PCR berbeda dapat dilakukan. Genotipe kedua virus ini berbeda, hanya bisa dibedakan melalui tes lab," jelas spesialis penyakit dalam Dr P Venkat.

Selain vaksinasi Covid-19 dan flu, WHO menilai beberapa upaya lain juga perlu dilakukan untuk mencegah kedua penyakit ini. Upaya tersebut meliputi jaga jarak fisik setidaknya 1 meter dari orang lain, menggunakan masker yang baik dengan benar, menghindari kerumunan, menjauhi berkumpul di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk, serta sering menjaga kebersihan tangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement