Jumat 14 Jan 2022 04:04 WIB

Kelenjar Getah Bening Bengkak Setelah Disuntik Vaksin Booster Covid-19, Jangan Khawatir!

Pembengkakan kelenjar getah bening dapat terjadi pada lengan yang disuntik vaksin.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Penyuntikan dosis booster vaksin Covid-19. Pembengkakan kelenjar getah bening usai vaksinasi dosis penguat bukan efek samping yang perlu dikhawatirkan.
Foto: AP/Tatan Syuflana
Penyuntikan dosis booster vaksin Covid-19. Pembengkakan kelenjar getah bening usai vaksinasi dosis penguat bukan efek samping yang perlu dikhawatirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di lengan tempat menerima vaksin Covid-19 atau dosis booster? Jangan khawatir.

Faktanya, meskipun Anda mungkin tidak mengalaminya dengan dosis awal vaksin, masih ada kemungkinan itu terjadi setelah suntikan booster. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), efek samping vaksin sebenarnya lebih umum muncul dari suntikan booster atau dosis tambahan daripada saat pemberian dosis awal vaksin Covid-19.

Baca Juga

Namun, CDC mengatakan itu bukan efek samping yang perlu dikhawatirkan masyarakat.

"Pembengkakan ini adalah tanda normal bahwa tubuh Anda membangun perlindungan terhadap Covid-19," tulis situs web CDC, dilansir NBC Chicago, Kamis (13/1/2022).

Menurut seorang dokter penyakit dalam dan direktur kesehatan populasi untuk Yale Medicine, Brita Roy, reaksi suntikan booster mirip dengan alasan dokter memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening dengan radang tenggorokan atau infeksi flu untuk melihat apakah tubuh Anda meningkatkan respons kekebalan. Vaksinasi Covid-19 diberikan di lengan dan kelenjar getah bening terdekat adalah di bawah lengan, jadi di situlah reaksi terjadi.

"Ini benar-benar normal. Ini adalah sistem kekebalan Anda yang bereaksi terhadap vaksin, sebagaimana mestinya," kata Roy.

Namun, Anda harus berhati-hati sebelum melakukan mammogram setelah vaksinasi. CDC menjelaskan bahwa ada kemungkinan pembengkakan ini dapat menyebabkan pembacaan yang salah pada mammogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement