Petani merawat tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) budidayanya di kawasan perkebunan komplek dayah Ar-Raudhatul Mustafawiyah Desa Cot Darat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Rabu (22/2/2023). Seiring meningkatnya harga jual minyak nilam (minyak atsiri) dari Rp500 ribu per kilogram naik menjadi Rp550 ribu sampai Rp580 ribu per kilogram, minat masyarakat untuk budidaya tanaman nilam kembali meningkat karena selain untuk meningkatkan perekonomian juga memiliki potensi nilai ekonomi tinggi sebagai salah satu komoditas ekspor. (FOTO : Antara/Syifa Yulinnas)
Petani merawat tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) budidayanya di kawasan perkebunan komplek dayah Ar-Raudhatul Mustafawiyah Desa Cot Darat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Rabu (22/2/2023). Seiring meningkatnya harga jual minyak nilam (minyak atsiri) dari Rp500 ribu per kilogram naik menjadi Rp550 ribu sampai Rp580 ribu per kilogram, minat masyarakat untuk budidaya tanaman nilam kembali meningkat karena selain untuk meningkatkan perekonomian juga memiliki potensi nilai ekonomi tinggi sebagai salah satu komoditas ekspor. (FOTO : Antara/Syifa Yulinnas)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,ACEH BARAT -- Petani merawat tanaman nilam (Pogostemon cablin benth) budi dayanya di kawasan perkebunan komplek dayah Ar-Raudhatul Mustafawiyah Desa Cot Darat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Rabu (22/2/2023).
Seiring meningkatnya harga jual minyak nilam (minyak atsiri) dari Rp500 ribu per kilogram naik menjadi Rp550 ribu sampai Rp580 ribu per kilogram, minat masyarakat untuk budi daya tanaman nilam kembali meningkat karena selain untuk meningkatkan perekonomian juga memiliki potensi nilai ekonomi tinggi sebagai salah satu komoditas ekspor.
sumber : Antara