Selasa 28 Mar 2023 17:11 WIB

Thrifting Pengaruhi Penjualan Fashion Lokal

Impor pakaian bekas membuat penjualan UMKM menurun hingga mencapai 50 persen..

Rep: Wihdan Hidayat / Red: Mohamad Amin Madani

Pekerja menyablon kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menyablon kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menyablon kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menyablon kain untuk produksi bandana di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menyablon kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menyablon kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menyablon kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja memotong kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja memotong kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja merapihkan produk fashion di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja merapihkan produk fashion di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023). Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pekerja menyablon kain untuk produksi kaos di Fakelab, Yogyakarta, Selasa (28/3/2023).

Masuknya produk fashion bekas atau thrifting ke Indonesia ikut memengaruhi penjualan produk fashion dalam negeri. Penurunan penjualan ini sejak pertengahan lalu dan angkanya mencapai 50 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement