Sabtu 13 May 2023 15:55 WIB

Aksi Tabur Bunga Keluarga Korban Tragedi Mei 1998

Tabur bunga dilakukan di TPU Pondok Rangon, Jakarta.

Rep: Putra M. Akbar/ Red: Edwin Dwi Putranto

Keluarga korban tragedi Mei 1998 menangis pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Keluarga korban tragedi Mei 1998 menabur bunga di salah satu pusara pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Keluarga korban tragedi Mei 1998 menyiapkan bunga pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Keluarga korban tragedi Mei 1998 duduk di dekat pusara pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Keluarga korban tragedi Mei 1998 berdoa pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Keluarga korban tragedi Mei 1998 menabur bunga di salah satu pusara pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Keluarga korban tragedi Mei 1998 menabur bunga di salah satu pusara pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Keluarga korban tragedi Mei 1998 menabur bunga di salah satu pusara pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Salah satu pusara korban tragedi Mei 1998 yang telah ditaburi bunga pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga korban tragedi Mei 1998 menabur bunga pada peringatan 25 Tahun Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). 

Peringatan tersebut untuk merawat ingatan publik tentang rentetan peristiwa yang terjadi pada 13-15 Mei 1998. Selain itu keluarga korban juga menuntut keseriusan pemerintah dalam mengungkap kebenaran atas tragedi kemanusiaan tersebut.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement