Senin 19 Jun 2023 10:00 WIB

Perkaya Pengetahuan di Perpustakaan Masjid Nabawi

Masjid Nabawi tak pernah sepi dari jamaah.

Perpustakaan Masjid Nabawi
Foto: Alriyadhdaily
Perpustakaan Masjid Nabawi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi

Sebagai pusat pergerakan jamaah haji di Madinah, Masjid Nabawi tak pernah sepi dari jamaah. Hampir di setiap sudut bisa ditemukan jamaah beraktivitas, mulai dari sekadar istirahat hingga sholat.

Baca Juga

Mungkin jamaah butuh suasana berbeda ketika memang berniat menjelajahi masjid suci.

Perpustakaan Masjid Nabawi, yang berafiliasi dengan Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, dianggap sebagai salah satu tempat terpenting yang ingin dikunjungi oleh pengunjung Masjid Nabawi. Berkunjung ke Masjid Nabawi menjadi kesempatan untuk memperkaya pengetahuan.

Perpustakaan tersebut terletak di depan pintu 10, bagian barat Masjid Nabawi. Untuk mengunjungi perpustakaan yang berada di lantai dua Masjid Nabawi, pengunjung terlebih dahulu harus naik eskalator. 

Ketika masuk pintu perpustakaan, pengunjung akan disambut ribuan buku yang tersusun rapi dalam rak-rak buku yang terbuat dari kayu. Di tengah rak-rak tersebut, terdapat meja panjang dan bangku untuk para pengunjung yang ingin membaca buku. 

Di atas meja terdapat komputer yang memudahkan pengunjung untuk mencari dan membaca buku digital. Seperti pada umumnya perpustakaan, meski banyak pengunjung dari berbagai negara namun suasana tetap terasa hening. Mereka tampak sibuk dan asik membaca bukunya masing-masing. 

Dibangun pada 1352 Hijriah atau sekitar 1933 M, perpustakaan ini menampung sekitar 180 ribu buku dan 71 klasifikasi. Dan yang paling atas adalah buku-buku tentang biografi kenabian dengan 86 judul, dan bidang khusus lainnya. Perpustakaan Masjid Nabawi itu pun telah didigitalisasi.

"Di perpustakaan ini ada buku karya Imam Maliki yang usianya sudah ratusan tahun," kata penjaga perpustakaan, Abdul Bari, Sabtu (17/6/2023). 

Untuk memudahkan pengunjung memilih buku mana yang akan dibacanya, di setiap rak terdapat petunjuk mengenai klasifikasi buku yang tersedia seperti, Tarikh Islam, Tafsir, Hadits Bukhori, Muslim, Daud, At Tirmidzi, An Nasai, Ibnu Majjah, Kamus, Buku Biografi hingga Al-Jarkh wa At-Ta'dil. 

Tak hanya buku agama, di perpustakaan ini juga banyak terdapat buku pengetahuan lainnya seperti, buku tentang kesehatan, sastra maupun buku yang membahas mengenai sains. 

Hal menarik lainnya adalah, perpustakaan yang beroperasi mulai pukul 08.00 hingga 22.00 Waktu Arab Saudi (WAS) setiap harinya ini memiliki ruang khusus untuk buku-buku asing. Salah satunya, buku-buku berbahasa Indonesia. 

Di ruang khusus tersebut, buku berbahasa Indonesia bersanding dengan buku-buku asing lainnya, seperti buku berbahasa Inggris, Spanyol, Filipina, Jerman, dan Turki. Beberapa buku berbahasa Indonesia yang dikoleksi perpustakaan ini di antaranya, Kitab Riyadhus Sholihin Jilid l karya Imam Abu Zakariya bin Syarif An Nawawi.

Kemudian, buku berjudul Ke Agungan Al Qur'an Al Karim karya Syaikh Mahmud bin Ahmad bin Shalih Al Dosari dai resmi di Kementerian Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Agama Islam

Ada juga buku berjudul Wanita Paling Bahagia di Dunia karya 'Aidh Al Qarni. Selanjutnya, buku karya Muhammad bin Shalih Al Utsmaini berjudul Halal dan Haram dalam Islam.

Termasuk buku berjudul Al Quran untuk Dipaham dan Diamalkan penulis Junanda P Syarfuan. Serta buku Biografi Empat Imam Mazhab penulis Abdul Aziz Asy-Syinawi. 

Ong Hui Shiuan (26) mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM) mengaku kerap mengunjungi pqerpustakaan Masjid Nabawi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Termasuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. 

"Saya sering ke sini untuk baca-baca buku dan mencari data-data sebagai bahan seminar. Di sini sangat lengkap," ujar Mahasiswa asal Malaysia ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement