Ahad 25 Jun 2023 20:30 WIB

Ancaman Kekeringan Intai Warga Maros Sulsel

Debit air sejumlah embung yang menjadi sumber air bersih warga mulai menipis.

Red: Edwin Dwi Putranto

Warga mengambil air di embung yang debit airnya mulai menyusut di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Ahad (25/6/2023). Debit air sejumlah embung yang menjadi sumber air bersih warga di daerah itu mulai menipis seiring masuknya musim kemarau sehingga mereka berharap pemerintah daerah setempat melakukan upaya mitigasi untuk mengantisipasi krisis air bersih yang rawan terjadi di wilayah itu. (FOTO : ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Ahad (25/6/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan persentase peluang terjadinya fenomena El Nino di Indonesia pada Juni 2023 menguat dari sebelumnya 50-60 persen menjadi 80 persen sehingga pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera melakukan upaya antisipatif pada wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan dampak lanjutannya. (FOTO : ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sejumlah bocah melintas di area persawahan yang mengering di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Ahad (25/6/2023). Sebagian petani di daerah itu tak lagi merawat tanaman padinya karena mengalami puso akibat terdampak kekeringan saat musim kemarau. (FOTO : ANTARA FOTO/Arnas Padda)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, MAROS -- Warga mengambil air di embung yang debit airnya mulai menyusut di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Ahad (25/6/2023).

Debit air sejumlah embung yang menjadi sumber air bersih warga di daerah itu mulai menipis seiring masuknya musim kemarau sehingga mereka berharap pemerintah daerah setempat melakukan upaya mitigasi untuk mengantisipasi krisis air bersih yang rawan terjadi di wilayah itu. 

Sebagian petani di Maros juga tak lagi merawat tanaman padinya karena mengalami puso akibat terdampak kekeringan saat musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan persentase peluang terjadinya fenomena El Nino di Indonesia pada Juni 2023 menguat dari sebelumnya 50-60 persen menjadi 80 persen sehingga pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera melakukan upaya antisipatif pada wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan dampak lanjutannya. 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement