Jutaan Jamaah Haji mulai bergerak dari Mina menuju Jamarat untuk melempar jumrah. (FOTO : EPA-EFE/ASHRAF AMRA)
Pemerintah kerajaan mengumumkan jamaah haji tahun ini mencapai 1,845,045 jamaah dari 150 negara. (FOTO : EPA-EFE/ASHRAF AMRA)
Di Mina Jamaah haji akan bermalam 1-3 hari untuk melempar jumrah. (FOTO : EPA-EFE/ASHRAF AMRA)
Fase melempar jumrah termasuk fase yang rawan karena jamaah haji harus berjalan kaki saat berangkat dan kembali dari tenda masing-masing. (FOTO : EPA-EFE/ASHRAF AMRA)
Tenda Jamaah Haji asal Indonesia rata-rata berjarak 3-7 kilometer dari jamarat. (FOTO : EPA-EFE/ASHRAF AMRA)
Kelelahan, dan tersesat menjadi potensi terbesar yang dihadapi jamaah pada fase ini. (FOTO : EPA-EFE/ASHRAF AMRA)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Jutaan Jamaah Haji mulai bergerak dari Mina menuju Jamarat untuk melempar jumrah. Mereka memadati jembatan yang menghubungkan Kota Tenda Mina menuju Jamarat.
Mereka melempar tujuh kerikil di tiga pilar jumrah yang ada di sana. Mulai dari Jumratul Ula, Jumratul Wustho, hingga Jumrah Aqabah.
Mina merupakan lokasi jamaah haji melakukan dua wajib haji, yaitu mabit (bermalam) dan melempar jumrah. Di Mina, 229 ribu jamaah Indonesia ditempatkan dalam 70 maktab atau gugusan tenda-tenda jemaah.
Kegiatan jamaah haji di Mina ialah titik paling kritis dalam prosesi ibadah haji. Pasalnya, jamaah harus berjalan kaki dari tenda ke tempat melempar jumrah. Potensi jamaah mengalami kelelahan dan tersesat.
sumber : EPA EFE, Republika