Kamis 17 Aug 2023 18:35 WIB

Melihat Keseruan Perayaan HUT RI di Kampung Pemulung

Warga menggelar beragam lomba untuk memeriahkan HUT RI ke-78..

Rep: Thoudy Badai/ Red: Edwin Dwi Putranto

Warga berkumpul saat perlombaan 17 Agustus di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pasangan suami istri Probo (53) dan Asmona (45) berpose di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Warga mengikuti perlombaan dalam rangka HUT ke-78 Republik Indonesia di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Eti (60) berpose di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Mardi (45) berpose di sela-sela aktivitasnya di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Warga beraktivitas di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Dauri (52) berpose di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Warga beraktivitas di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Warga beraktivitas di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Bendera merah putih disimpan di atas gerobak di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023). Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah. Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata, selama tidak tercapai, artinya Ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga mengikuti perlombaan dalam rangka HUT ke-78 Republik Indonesia di Kampung Cahaya atau Kampung Gasong, Menteng Atas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023).

Kampung tersebut merupakan kampung yang dihuni oleh hampir sebagian penduduk berprofesi sebagai pemulung. Mereka hidup dan bertahan di Ibu Kota hasil dari barang-barang pungutan seperti plastik yang kerap ditemukan di tumpukan sampah.

Meski demikian, menurut Mardi (45) salah satu warga mengungkapkan, momen perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia ia syukuri meski kondisi ekonominya semakin sulit dari hari ke hari. Baginya, kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kesejahteraan yang merata. Selama itu tidak tercapai, artinya ia dan keluarganya masih harus berjuang meraih kemerdekaan tersebut.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement