Sabtu 21 Oct 2023 23:50 WIB

Antrean Krisis Air Bersih di Madiun

Sumber air dari sumur bor peninggalan masa penjajahan Belanda.

Red: Tahta Aidilla

Sejumlah warga antre untuk mendapatkan air bersih guna keperluan minum di Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2023). Kemarau panjang yang menyebabkan krisis air bersih tersebut membuat warga dari sejumlah desa di empat wilayah kecamatan di Madiun memperoleh air dengan cara membeli dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang mengelola sumber air dari sumur bor peninggalan masa penjajahan Belanda dengan harga Rp1.000 per jeriken atau galon. (FOTO : ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Sejumlah warga antre untuk mendapatkan air bersih guna keperluan minum di Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2023). Kemarau panjang yang menyebabkan krisis air bersih tersebut membuat warga dari sejumlah desa di empat wilayah kecamatan di Madiun memperoleh air dengan cara membeli dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang mengelola sumber air dari sumur bor peninggalan masa penjajahan Belanda dengan harga Rp1.000 per jeriken atau galon. (FOTO : ANTARA FOTO/Siswowidodo)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN-- Sejumlah warga antre untuk mendapatkan air bersih guna keperluan minum di Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2023).

Kemarau panjang menyebabkan krisis air bersih. Warga dari sejumlah desa di empat wilayah kecamatan di Madiun memperoleh air dengan cara membeli dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), yang mengelola sumber air dari sumur bor peninggalan masa penjajahan Belanda, dengan harga Rp1.000 per jeriken atau galon.

 

sumber : ANTARA FOTO/Siswowidodo
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement