Sosok Hariman Siregar di Peringatan 50 Tahun Malari
Peringatan 50 Tahun Malari diadakan Indonesia Demokrasi Monitor.
Rep: Thoudy Badai/ Red: Edwin Dwi Putranto
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar berpose disela-sela kegiatan peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar menyampaikan pidato saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar menyampaikan pidato saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar menyampaikan pidato saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar menyampaikan pidato saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmayanto (kiri) bersama Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar menyampaikan pidato saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar menyampaikan pidato saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar berpose disela-sela kegiatan peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar (tengah), mantan Panglima TNI Gatot Nurmayanto (ketiga kanan) dan Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie (ketiga kiri) berfoto bersama aktivis lainnya saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari, Hariman Siregar menyampaikan pidato saat peringatan 50 tahun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). Peringatan Malari tersebut digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-24 Indonesia Demokrasi Monitor (Indemo) yang mengangkat tema The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti.
Peristiwa Malari merupakan tragedi kelam yang pernah terjadi di Indonesia pada 15 Januari 1974 lalu. Pada saat itu, massa aksi yang dipelopori Hariman Siregar sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (DEMA UI) memimpin aksi bersama ribuan mahasiswa lainnya untuk mengkritik kebijakan ekonomi pemerintahan Soeharto.
Aksi tersebut digelar bersamaan dengan kunjungan kerja yang dilakukan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka ke Indonesia. Aksi Malari awalnya berlangsung damai, tetapi kemudian berujung ricuh. Akibatnya belasan orang tewas, 658 mobil hangus, 128 korban luka dan 750 orang ditangkap.
Peringatan Malari tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh yakni mantan Panglima TNI Gatot Nurmayanto, Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie, Ekonom Senior Indef Faisal Basri, mantan politikus Nasdem Akbar Faizal, Pendiri Lembaga Survei PolMark Eef Saifulloh Fatah, Ketua Umum Partai Masyumi Reborn Ahmad Yani, Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat dan aktivis Malari lintas generasi lainnya.
sumber : Republika