Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), menunjukkan penduduk setempat menggali reruntuhan menggunakan sekop dan alat kayu untuk mencari kerabat yang hilang di lokasi longsor di desa Tuliparo, Daerah Yambali, Maip Muli LLG, Distrik Porgera, Papua Nugini, (26/5/2024). (FOTO : EPA-EFE/MOHAMUD OMER)
Foto selebaran yang disediakan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), menunjukkan penduduk setempat menggali reruntuhan menggunakan sekop dan alat kayu untuk mencari kerabat yang hilang di lokasi longsor di desa Tuliparo, Daerah Yambali, Maip Muli LLG, Distrik Porgera, Papua Nugini, (26/5/2024). (FOTO : EPA-EFE/BENJAMIN SIPA)
Foto selebaran yang disediakan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), menunjukkan anggota staf IOM sedang melakukan penilaian terhadap lokasi longsor di desa Tuliparo, Bangsal Yambali, Maip Muli LLG, Distrik Porgera, Papua Nugini, 25/5/2024. (Dikeluarkan 27/5/2024 ). (FOTO : EPA-EFE/BENJAMIN SIPA)
penduduk setempat menyaksikan anggota staf IOM beroperasi di lokasi longsor di desa Tuliparo, Bangsal Yambali, Maip Muli LLG, Distrik Porgera, Papua Nugini, (25/5/2024). (Dikeluarkan 27/5/2024). (FOTO : EPA-EFE/BENJAMIN SIPA)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, ENGA. -- Otoritas Papua Nugini melaporkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa lebih dari 2.000 orang tertimbun tanah longsor besar yang melanda area desa terpencil di wilayah utara negara tersebut. Sejauh ini, baru enam jenazah yang berhasil dievakuasi dari timbunan longsor.
Ketua Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Papua Nugini, Serhan Aktoprak, mengatakan dampak bencana tanah longsor yang terjadi pada Jumat (24/5/2024) di Enga provinsi terpencil di negara tersebut lebih parah dari perkiraan sebelumnya, diperkirakan ada lebih dari 150 rumah kini terkubur.
sumber : EPA-EFE