Jumat 31 May 2024 20:02 WIB

Jerit Sunyi Warga Eks Kampung Bayam di Hunian Sementara

Warga kampung bayam berharap segera mendapatkan kejelasan tempat tinggal.

Rep: Thoudy Badai/ Red: Edwin Dwi Putranto

Kasmiati (50) berpose di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Kasmiati merupakan warga yang tinggal di KSB sejak tahun 2008, kini Ia hidup bersama saudaranya di hunian sementara setelah pemindahan dari rusun KSB pada 21 Mei 2024 kemarin. Ia berharap mendapatkan rumah seperti warga pada umumnya dengan akses air bersih, listrik serta fasilitas rumah yang memadai. Selama seminggu tinggal di hunian sementara, Kasmiati menuturkan rumah semi permanen tersebut dinilai tidak layak, karena atapnya bocor saat hujan dan dinding rumahnya kerap dimasuki tikus. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Haeriah (50) berpose di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Haeriah mengharapkan ketenangan dimasa tuanya dengan mendapatkan tempat tinggal yang layak, serta tidak mengalami pengusiran secara paksa oleh pemerintah. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Oman (39) berpose di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Ia berharap adanya kejelasan status tempat tinggalnya, pasalnya sebagian warga KSB yang bertahan memperjuangkan hak hidupnya di rusun KSB telah direlokasi kembali ke hunian sementara. Namun tempat tersebut terbengkalai, setalah hampir 1 tahun ditinggal warganya. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Ubay (7) (tengah) berpose bersama temannya di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Sebagian anak-anak mengalami trauma setelah kejadian pengusiran secara paksa pada 21 Mei 2024 lalu. Subarmiati orang tua dari Ubay mengungkapkan kekhawatirannya terkait pertumbuhan anaknya, Ia berharap mendapatkan hunian yang layak serta akses kesehatan dan pendidikan untuk mendukung anak-anaknya. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Suwarni (47) berpose di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Pascarelokasi dari rusun KSB ke hunian sementara di Jalan Tongkol, Suwarni berharap hidup lebih nyaman serta mendaptkan kemudahan akses untuk bekerja, karena ia menilai akses lahan untuk bertani sudah hilang, seiring dengan pembangunan proyek Jakarta International Stadium (JIS). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Subarmiati (39) berpose di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Ia berharap mendapatkan hunian yang layak serta akses kesehatan dan pendidikan untuk mendukung pertumbuhan anaknya. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Yuli (24) berpose di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Yuli mengaku kebingungan setelah lahan pertaniannya habis dibangun proyek JIS, kini ia berharap mendapatkan pekerjaan untuk menyambung hidupnya. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Fuqon (47) berpose di hunian sementara warga Kampung Susun Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024). Furqon merupakan warga yang terdampak pemindahan dari rumah susun Kampung Susun Bayam di kawasan Jakarta International Stadium (JIS). Ia berharap keluarga dan warganya mendapatkan hak ruang hidupnya yang layak karena hunian sementara tempat warga KSB direlokasi dinilai tidak layak huni. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasib warga Kampung Bayam yang tinggal di hunian sementara masih belum menemui kejelasan. Saat Republika.co.id menyambangi warga Kampung Bayam di Jalan Tongkol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (31/5/2024), mereka berharap pemerintah Provinsi Jakarta dapat segera memberikan kepastian mengenai status tempat tinggal.

Banyak warga yang mulai mengeluhkan kehidupan mereka selama tinggal di hunian sementara. Kasmiati (50) salah satunya. Kasmiati merupakan warga yang tinggal di Kampung Bayam sejak tahun 2008, kini Ia hidup bersama saudaranya di hunian sementara setelah pemindahan dari rusun KSB pada 21 Mei 2024 kemarin.

Ia berharap mendapatkan rumah seperti warga pada umumnya dengan akses air bersih, listrik serta fasilitas rumah yang memadai. Selama seminggu tinggal di hunian sementara, Kasmiati menuturkan rumah semi permanen tersebut dinilai tidak layak, karena atapnya bocor saat hujan dan dinding rumahnya kerap dimasuki tikus.

Pemprov Jakarta sendiri berencana untuk membuatkan rumah susun baru bagi warga eks Kampung Bayam pada 2025.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement