Selasa 15 Apr 2025 19:00 WIB

Mengubah Pakaian Bekas Jadi Produk Ramah Lingkungan Bernilai Tinggi

Program daur ulang ini menjadi upaya mengurangi limbah tekstil.

Rep: Prayogi/ Red: Edwin Dwi Putranto

Karyawan menunjukkan hasil daur ulang dari pakaian bekas atau limbah tekstil di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Relawan memisahkan asesoris pada pakaian bekas yang kemudian akan didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pekerja memotong dan merapikan pakaian bekas untuk didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pekerja merapikan pakaian bekas untuk didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Relawan memisahkan asesoris pada pakaian bekas yang kemudian akan didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pekerja merapikan pakaian bekas untuk didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Karyawan menunjukkan hasil daur ulang dari pakaian bekas atau limbah tekstil di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Relawan memisahkan asesoris pada pakaian bekas yang kemudian akan didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Karyawan menunjukkan hasil daur ulang dari pakaian bekas atau limbah tekstil di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pekerja memotong dan merapikan pakaian bekas untuk didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pekerja merapikan pakaian bekas untuk didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pekerja merapikan pakaian bekas untuk didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025). Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise. Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah. (FOTO : Republika/Prayogi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan memisahkan asesoris pada pakaian bekas yang kemudian akan didaur ulang di Kantor EcoTouch, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

Pakaian yang berasal dari sumbangan masyarakat dan perusahaan ini diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai tinggi, seperti peredam bangunan, benang, kain tenun, dan merchandise.

Program daur ulang ini menjadi upaya EcoTouch dalam mengurangi limbah tekstil,sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari limbah.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement