Jumat 30 May 2025 15:00 WIB

Pameran Catur Kultur Angkat Keragaman Wastra Nusantara

Museum Tekstil adakan Pameran Catur Kultur .

Rep: Prayogi/ Red: Edwin Dwi Putranto

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia. Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis. Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa. (FOTO : Republika/Prayogi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunjung melihat kain yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (30/5/2025).

Dalam rangka memperingati hari jadi ke-49, Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema mempersembahkan Pameran Catur Kultur pada Wastra Indonesia.

Pameran ini menyoroti bagaimana kebudayaan Cina, India, Islam, dan Eropa memengaruhi wastra Indonesia dengan tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan memperkaya wastra melalui motif, teknik, dan simbol filosofis.

Pameran ini berlangsung hingga 20 Juli 2025. Selain itu, Museum Tekstil juga bisa menjadi alternatif destinasi wisata edukatif selama liburan sehingga dapat memperluas wawasan tentang kain tradisional Indonesia serta ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement