Selasa 24 Jun 2014 19:07 WIB

Wartawan BBC Memprotes Tiga Wartawan yang Ditahan di Mesir

.

Red: Mohamad Amin Madani

Sejumlah wartawan dan staf BBC, mengenakan pita hitam di mulut mereka sebagai aksi protes di pusat kota London, Selasa, (24/6), untuk mendukung wartawan Al-Jazeera English yang ditahan aparat Mesir. (AP/Lefteris Pitarakis)

Sejumlah wartawan dan staf BBC, mengenakan pita hitam di mulut mereka sebagai aksi protes di pusat kota London, Selasa, (24/6), untuk mendukung wartawan Al-Jazeera English yang ditahan aparat Mesir. (AP/Lefteris Pitarakis)

Sejumlah wartawan dan staf BBC, mengenakan pita hitam di mulut mereka sebagai aksi protes di pusat kota London, Selasa, (24/6), untuk mendukung wartawan Al-Jazeera English yang ditahan aparat Mesir. (AP/Lefteris Pitarakis)

Sejumlah wartawan dan staf BBC, mengenakan pita hitam di mulut mereka sebagai aksi protes di pusat kota London, Selasa, (24/6), untuk mendukung wartawan Al-Jazeera English yang ditahan aparat Mesir. (AP/Lefteris Pitarakis)

Sejumlah wartawan dan staf BBC, mengenakan pita hitam di mulut mereka sebagai aksi protes di pusat kota London, Selasa, (24/6), untuk mendukung wartawan Al-Jazeera English yang ditahan aparat Mesir. (AP/Lefteris Pitarakis)

Sejumlah wartawan dan staf BBC, mengenakan pita hitam di mulut mereka sebagai aksi protes di pusat kota London, Selasa, (24/6), untuk mendukung wartawan Al-Jazeera English yang ditahan aparat Mesir. (AP/Lefteris Pitarakis)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah wartawan dan staf British Broadcasting Company (BBC), mengenakan pita hitam di mulut mereka sebagai aksi protes di pusat kota London, Selasa, (24/6), untuk mendukung wartawan Al-Jazeera English yang ditahan aparat Mesir.

Pengadilan Mesir pada hari Senin (23/6) menjatuhkan vonis tujuh tahun penjara bagi tiga wartawan Al-Jazeera English dengan tuduhan terkait terorisme.

Ketiganya ditahan sejak Desember tahun lalu dengan tuduhan mendukung Ikhwanul Muslimin, yang telah dinyatakan sebagai organisasi teroris, dan fabrikasi rekaman untuk merusak kondisi keamanan nasional dan membuat Mesir tampak dalam situasi perang saudara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement