Sabtu 28 Jun 2014 06:00 WIB

Menapaki Bandung Purba Dengan Geotrek Karst Rajamandala

.

Red: Mohamad Amin Madani

Peserta Geotrak menyusuri Gua Pawon di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/6). (Republika/Edi Yusuf)

Peserta Geotrek menyusuri perbukitan kapur Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/6). (Republika/Edi Yusuf)

Peserta Geotrek menyusuri perbukitan kapur Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/6). (Republika/Edi Yusuf)

Budi Bratmantyo menjelaskan tentang karst Rajamandala kepada peserta Geotrek di kawasan Gunung Masigit di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/6). (Republika/Edi Yusuf)

Peserta Geotrek menyusuri Gunung Masigit di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/6). (Republika/Edi Yusuf)

Fosil biota laut di Stone Garden pada Geotrek Karst Rajamandala di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/6). (Republika/Edi Yusuf)

Fosil manusia purba di Gua Pawon, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/6). (Republika/Edi Yusuf)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, PADALARANG -- Puluhan orang dari berbagai kalangan mengamati sisa-sisa fosil zaman purba di dinding cadas di perbukitan batu kapur di daerah Padalarang hingga Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, yang dikenal dengan kawasan Karst Citatah atau Karst Rajamandala. Mereka adalah peserta Geotrek Kars Rajamandala yang digelar Komunitas Mata Bumi Indonesia, Sabtu (14/6) lalu.

Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, yang di dampingi oleh dua ahli geologi yaitu T Bactiar, dan Budi Brahmantyo.  Kegitan ini selain untuk  rekreasi  juga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan menanamkan kepedulian terhadap penyelamatan lingkungan hidup. Seperti  Karst Citatah atau Rajamandala yang banyak menyimpan data-data sejarah zaman purba, saat ini kondisinya cukup memprihatinkan  akibat penambangan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement