Senin 29 Sep 2014 09:07 WIB

Festival Sarongge II di Kaki Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

.

Red: Mohamad Amin Madani

Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, Sony Partono membubuhkan paraf pada Lukisan Festival Sarongge pada Pembukaan Festival Sarongge II di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (27/9).

Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemenhut, Sony Partono (kedua kanan), menyerahkan SK Pengelolaan Jasa Wisata Alam Sarongge kepada Ketua Kelompok Sugih Makmur, Ustadz Etet (kedua kiri). (dok.Pushumas Kemenhut)

Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemenhut, Sony Partono, dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Cianjur, M. Ginandar, memukul kentongan tanda dibukanya Festival Sarongge II di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Cianjur, Sabtu (27/9).

Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemenhut, Sony Partono, meninjau stan UKM yang menjual hasil kerajinan tangan, makanan dan minuman khas Sunda produksi masyarakat Sarongge di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Cianjur, Sabtu (27/9).

Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemenhut, Sony Partono, berfoto bersama dengan anak-anak difabel SLB Purnama Cipanas saat upacara pembukaan Festival Sarongge II di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Cianjur, Sabtu (27/9).(dok.Pushumas Kemenhut)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Menteri Kehutanan yang dalam hal ini diwakili Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan, Sony Partono, membuka Festival Sarongge II pada Sabtu pagi, 27 September 2014 di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Cianjur, Jawa Barat.

Festival Sarongge adalah pesta rakyat yang menampilkan kebudayaan Sunda seperti bakecrot, tutug sangu, gegeplak, beleketek, karnaval dan makanan & minuman khas Sunda, dan yang tak kalah mengagumkan adalah ngarawat ngaruat cai, yaitu upacara memelihara gua sumber air dari kearifan lokal.

Pembukaan festival tersebut dihadiri Wakil Bupati Cianjur yang diwakili Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Cianjur, M. Ginandar, Direktur Green Radio Toska Santoso, para peserta festival, tokoh dan masyarakat Sarongge. Wilayah Sarongge merupakan penyangga cagar biosfer Cibodas yang terletak di kaki Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan Sarongge sebagai objek wisata alam, dengan kearifan lokal tinggi dalam memelihara dan merawat hutan.

Masyarakat Kampung Sarongge awalnya bermata pencaharian petani sayur yang masuk kedalam kawasan hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGPP). Kawasan hutan yang dulu mereka manfaatkan untuk bertani sayur, kini telah dikelola kembali oleh Taman Nasional Gede-Pangrango untuk direboisasi melalui program adopsi pohon bekerjasama dengan Green Radio. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan menjaga pemasukan keluarga, masyarakat kini diarahkan untuk mengembangkan lahan peternakan domba, kambing dan kelinci diluar kawasan hutan serta pariwisata lewat homestay-homestay  yang disewakan kepada wisatawan. Pemerintah berusaha mengembangkan taman nasional ini dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan melalui pengelolaan wisata alam.

Hari ini Dirjen PHKA selain membuka Festival Sarongge, beliau juga menyerahkan SK Pengelolaan Jasa Wisata Alam Sarongge tersebut kepada Kelompok Masyarakat Sugih Makmur. Selain itu, secara pribadi Dirjen PHKA juga membantu kelompok musik kaum difabel (berkebutuhan khusus) SLB Purnama Cipanas yang menampilkan kesenian angklung pada upacara pembukaan. Diakhir kunjungannya, Dirjen PHKA meninjau stand UKM yang menjual hasil kerajinan tangan, makanan dan minuman khas Sunda produksi masyarakat Sarongge. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement