Tim dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL memuat peralatan selam ke Kapal Negara Andromeda di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1). (Antara/Fanny Octavianus)
Tim dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL memuat peralatan selam ke Kapal Negara Andromeda di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1). (Antara/Fanny Octavianus)
Anggota Tim dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL dilatih menggunakan alat ping locator di atas Kapal Negara Andromeda di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1) (Antara/Fanny Octavianus)
Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa kesiapan alat 'ping locator' di atas Kapal Negara Andromeda sebelum bertolak dari Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1). (Antara/Fanny Octavianus)
Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa kesiapan alat 'ping locator' di atas Kapal Negara Andromeda sebelum bertolak dari Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1). (Antara/Fanny Octavianus)
Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa kesiapan alat 'ping locator' di atas Kapal Negara Andromeda sebelum bertolak dari Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1). (Antara/Fanny Octavianus)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,PANGKALAN BUN -- Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dibantu lima penyelam Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL berangkat untuk mencari 'black box' atau kotak hitam dari pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Laut Jawa.