Wayang yang terbuat dari jerami dipamerkan pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10). ( foto: Septianjar Muharam )
Wayang yang terbuat dari jerami dipamerkan pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10). ( foto: Septianjar Muharam )
Pengunjung pelajar memperhatikan salah satu maianan yang di pamerkan pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10). ( foto: Septianjar Muharam )
Sejumlah pengunjung memperhatikan dokumentasi foto permainan anak pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10). ( foto: Septianjar Muharam )
Sejumlah anak memainkan kincir angin pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10). ( foto: Septianjar Muharam )
Seorang pengunjung mencoba mainan gambar toong pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10). ( foto: Septianjar Muharam )
Seorang pengujung memperhatikan mainan anak sepedah bambu pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10). ( foto: Septianjar Muharam )
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengunjung memperhatikan mainan anak sepeda bambu pada Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULEM) 2015 di aula timur Institut Teknologi Bandung, Selasa (6/10).
Selain memamerkan sejumlah permainan anak tradisional kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk mengenalkan kembali khasanah mainan dan permainan tradisional serta menggali nilai-nilai luhur filosofi yang dikandungnya.