Selasa 10 Nov 2015 20:31 WIB

'The Magic in the Machine' Google

.

Red: Agung Sasongko

Senior Research Google, Greg Corrado menjelaskan tentang Google And Machine Learning pada press event The Magic in The Machine, Tokyo, Selasa (11/11). (FOTO : ROL/Agung Sasongko)

Pemaparann Computer Vision and Photo Search oleh Product Manager Google Photos, Chris Perry. (FOTO : ROL/Agung Sasongko)

Co Founder Google, Eric Shmidt dalam teleconfrence bersama jurnalis Asia-Pasifik di Tokyo, Selasa (11/11). (FOTO : ROL/Agung Sasongko)

Steven Seitz, Leads Tehical Google menjelaskan soal 3D Computer Vision and Virtual Reality. (FOTO : ROL/Agung Sasongko)

Sesi Diskusi The Magic In The Machine, Tokyo, Selasa (11/11). (FOTO : ROL/Agung Sasongko)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah film fiksi ilmiah menggambarkan seperti apa kecerdasan buatan (artificial inteligent). Bagaimana perkembangannya di dunia nyata?

Pada Selasa (11/10), Google menggelar press event The Magic in The Machine. Acara tersebut Google menjelaskan kepada jurnalis dari negara-negara Asia-Pasifik, termasuk Republika bagaimana perkembangan mesin pencarian yang terus dikembangkan perusahan teknologi asal Amerika Serikat tersebut.

Pada sesi pertama, Google melalui Senior Research Google, Greg Corrado menjelaskan tentang Google And Machine Learning. Berlanjut pemaparan, Computer Vision and Photo Search oleh Product Manager Google Photos, Chris Perry. Selanjutnya, Steven Seitz, Leads Tehical Google menjelaskan soal 3D Computer Vision and Virtual Reality.

Pada pemaparan tersebut, masa depan dari peradaban manusia akan terbantu dengan kehadiran data, model, dan komputer. Salah satu bentuk dampak dari perkembangan ketiga elemen itu adalah kemudahan identifikasi dan kategorisasi foto.

Co-Founder Google, Eric Shmidt mengaku temua teknologi itu merupak hal impresif. Capaian ini melampaui imajinasi yang pernah ia bayangkan ketika masih menjadi programer.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement