REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Pasar Ikan Penjaringan, diantaranya para wanita usia lanjut menggunakan mukena terus bertahan sambil melantunkan doa, saat aparat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan penggusuran kawasan Pasar Ikan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (11/4).
Suara histeris para wanita yang berontak tidak mau dibawa aparat, namun tetap dipaksa dimasukkan ke dalam bis sekolah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, mewarnai suasana penggusuran kawasan Pasar Ikan Penjaringan.
Beberapa remaja laki-laki bahkan ditarik paksa aparat dimasukan ke dalam bis dan juga sempat melakukan perlawanan. Dan tidak sedikit yang menangis, karena tidak mau direlokasi tempat tinggalnya di zona dua. Ini adalah hari dilakukan penggusuran setelah, dikeluarkannya surat peringatan ketiga (SP3) oleh Pemprov DKI Jakarta pada hari Sabtu (9/4) yang berlaku 1X24 jam.
Sebanyak 4.218 aparat keamanan gabungan dari TNI, Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)) sudah bersiaga sejak pagi hari. Sementara warga RT 001 dan 012 daerah Akuarium menolak penggusuran bahkan melakukan tindakan bertahan di lokasi tempat tinggalnya.