Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop saat konferensi pers usai telewicara bersama Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Senin (11/4). (Republika/ Wihdan) (FOTO : Republika/ Wihdan)
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop saat konferensi pers usai telewicara bersama Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Senin (11/4). (Republika/ Wihdan) (FOTO : Republika/ Wihdan)
(dari kiri) Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop bersama Ekonom Senior Bank Dunia Hans Beck saat konferensi pers usai telewicara bersama Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Senin (11/4) (Republika/ Wihdan) (FOTO : Republika/ Wihdan)
(dari kiri) Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop bersama Ekonom Senior Bank Dunia Hans Beck saat konferensi pers usai telewicara bersama Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Senin (11/4). (Republika/ Wihdan) (FOTO : Republika/ Wihdan)
Suasana telewicara bersama Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Senin (11/4). (Republika/Wihdan) (FOTO : Republika/ Wihdan)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop saat konferensi pers usai telewicara bersama Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Senin (11/4).
Dalam konferensi pers ini membahas prediksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik imbas dari perlambatan ekonomi China dan Global serta peluang negara-negara Asia Tenggara saat ini.