REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SERIBU -- Membayar zakat fitrah dengan menggunakan beras masih dilakukan warga Pulau Panggang, Kabupaten Kepualauan Seribu, Jakarta. Padahal, di derah lain terutama di ibu kota Jakarta membayar zakat sudah menjadi tren menggunakan uang.
Warga ibu kota terutama muda-mudinya seakan gengsi menenteng-nenteng beras ke tempat-tempat pembayaran zakat fitrah yang berlokasi masjid-masjid dan mushala. Namun tidak demikian dengan warga Pula Panggang, Kepulauan Seribu Utara.
Mereka dengan sigap penuh keceriaan menenteng satu kantong plastik beras menuju Masjid An-Nikmah yang berada di RT 04/02 sebagai tempat pembayaran resmi membayar zakat fitrah.
"Sesuai apa yang disampaikan para ulama jika membayar zakat mesti menggunakan beras yang kita makan sehari-hari," begitu kata Imam Masjid An-Nikmah Ustaz Muhlisin saat ditanya Republika mengenai antusiasme masyarakat menggunakan zakat fitrah menggunakan beras.
Selain cara membayarnya masih menggunakan cara tradisional, penerimanya pun juga demikian. Yakni penerima zakat mendoakan orang yang membayar zakat sambil menggenggam beras yang tidak penuh di tangan kanannya. Di mana penerimaan seperti itu tidak lagi dilakukan kota-kota besar di ibu kota.