REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Keluarga dari pasangan Entis Sutisna (51 tahun) dan Rustimi, warga Kampung Astana, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, merupakan potret kemiskinan di Kota Tasikmalaya.
Pasangan Entis dan Rustimi bersama keempat anaknya yang masih kecil terpaksa harus tinggal bersama dalam gubuk reyot seukuran kamar yang sempit, kumuh, bocor dan reyot.
"Anak-anak saya kasihan, kalau mereka mau tidur, belajar susah karena tempatnya segini," kata Entis dengan nada suara yang lemah.
Sehari-hari Entis berjualan es keliling dengan penghasilan rata-rata Rp 30 ribu per hari.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tasikmalaya, kemiskinan di Kota Tasikmalaya mencapai 17,19 persen dari jumlah penduduk 651.676 jiwa. Kemudian, di 2014 catatan BPS menunjukkan angka kemiskinan menurun dari 17,19 persen menjadi 15,95 persen dari 654.794 jiwa. Selain itu, rata-rata lama sekolah (RLS) masyarakat Kota Tasikmalaya hanya 8.89 tahun pada 2013, 8.90 tahun pada 2014 dan 8.93 tahun pada 2015.