Jumat 02 Sep 2016 17:12 WIB

Warga Rawajati Bertahan

.

Rep: Yasin Habibi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)

Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)

Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)

Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)

Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)

Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)

Warga korban penggusuran permukiman yang berada di tepi jalur kereta api kawasan Rawajati mendirikan tenda seadanya di trotoar samping Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Pasca penggusuran warga Rawajati, Kalibata, memilih untuk tetap bertahan. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat sebagai tempat berlindung. Rusun Marunda yang disediakan oleh pemprov DKI dianggap terlalu jauh dari tempat bekerja anak-anak mereka sekolah.

 

 

Hingga kini tercatat baru 5 kepala keluarga yang bersedia pindah ke Rusun Marunda. Sementara, 53 KK lainnya belum jelas akan pindah ke rusun atau bertahan di lokasi gusuran.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement