Ketua OJK Muliaman D. Hadad (kelima kiri) bersama Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK Firdaus Djaelani (keempat kiri) berfoto bersama dengan perwakilan peserta ASEAN Insurance Regulators Meeting (AIRM) ke-19 di Yogyakarta, Rabu (23/11) (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)
Ketua OJK Muliaman D. Hadad memukul gong saat membuka ASEAN Insurance Regulators Meeting (AIRM) ke-19 di Yogyakarta, Rabu (23/11). (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)
Data OJK menyebutkan, pertumbuhan industri asuransi pada 2015 secara global cenderung melambat dibanding 2014. Industri asuransi jiwa secara global mengalami pertumbuhan sebesar 3,3 persen (2014 sebesar 4,7 persen), sedangkan industri asuransi umum mengalami pertumbuhan sebesar 2,5 persen (2014 sebesar 2,8 persen). (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)
Pertumbuhan tersebut didukung peningkatan jumlah pelaku usaha industri asuransi di Asean pada 2015 dengan total 509 perusahaan asuransi, meningkat dari tahun 2014 yaitu sebanyak 483 perusahaan. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)
Industri Asuransi di Singapura dengan total aset 148,84 miliar dolar AS memiliki proporsi terbesar dari total aset di ASEAN diikuti oleh Thailand (83,95 miliar dolar AS) dan Malaysia (55,70 miliar dolar AS). Indonesia sendiri berada di posisi ke-4 yaitu sebesar 45,42 miliar dolar AS. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi penyelenggara sekaligus pemimpin pertemuan ASEAN Insurance Regulators Meeting (AIRM) ke-19 yang digelar 21-25 November 2016 di Yogyakarta.
AIRM ke-19 dihadiri 54 perwakilan regulator asuransi di ASEAN termasuk perwakilan dari ASEAN Secretariat dan 80 perwakilan dari perusahaan asuransi di ASEAN termasuk perwakilan dari ASEAN Insurance Council (AIC).