Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menunjukan dampak dari Aceh kepada awak media saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (7/12). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menunjukan peta lokasi gempa Aceh kepada awak media saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (7/12). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menunjukan peta lokasi gempa Aceh kepada awak media saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (7/12). (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan terkait gempa Aceh kepada awak media saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (7/12). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan terkait gempa Aceh kepada awak media saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (7/12). (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menunjukan dampak dari Aceh kepada awak media saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (7/12).
Dalam keterangannya, Sutopo menjelaskan bahwa sebanyak 14 bangunan roboh serta 52 orang meninggal, 73 orang luka berat dan 200 luka ringan akibat gempa bumi tektonik bermagnitudo 6,5 di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu (7/12) pagi.