Senin 30 Jan 2017 01:07 WIB

Pengabdian Bidan di Daerah Terpencil (Bagian 1)

.

Rep: Syaiful Arif/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Bidan desa Nurul Indawati melewati sisi tebing menuju desa pelosok untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada 44 kepala keluarga dan 5 balita di Jombang, Jawa Timur, Rabu (20/4). (FOTO : Syaiful Arif/Antara)

Bidan desa Nurul Indawati (depan) bersama bidan mandiri Rurita melewati jalan setapak menuju desa pelosok. (FOTO : Syaiful Arif/Antara)

Bidan desa Nurul Indawati (kiri) bersama bidan mandiri Rurita (kanan) berjalan melewati sungai saat menuju desa pelosok. (FOTO : Syaiful Arif/Antara)

Bidan desa Nurul Indawati (kiri) bersama bidan mandiri Rurita (kanan) berjalan menyusuri tepi sungai saat menuju desa pelosok (FOTO : Syaiful Arif/Antara)

Bidan desa Nurul Indawati (kiri) dibantu bidan mandiri Rurita (kanan) menimbang balita di Dusun Nampu, Jombang. (FOTO : Syaiful Arif/Antara)

Bidan desa Nurul Indawati melakukan pemeriksaan balita di Dusun Nampu, Jombang. (FOTO : Syaiful Arif/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Siang itu, dua orang perempuan berseragam menenteng tas dan kotak peralatan kesehatan berjalan menyeberangi sungai dan dilanjutkan jalan setapak menuju Desa Nampu, sebuah desa terpencil di kawasan Jombang, Jawa Timur yang menjadi jadwal kunjungannya hari itu. 

 

Menjadi seorang bidan di kawasan desa terpencil bagi Nurul Idawati (39) menyisakan kisah tersendiri. Bagi Nurul, selaku bidan yang melayani kesehatan masyarakat terpencil merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Seringkali dalam menjalankan tugasnya ia harus berjalan kaki sepanjang empat kilometer menyeberangi sungai dan melintasi jalan setapak, namun hal itu tidak mematahkan semangatnya sebagai bidan desa yang telah dijalaninya selama 15 tahun. 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement