Selasa 07 Mar 2017 00:16 WIB

Perang Air di Selatpanjang Riau

.

Rep: FB Anggoro/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Warga dan wisatawan saling siram pada Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Kesenian Warga dan wisatawan saling siram pada Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Warga dan wisatawan saling siram pada Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Warga dan wisatawan saling siram pada Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Warga dan wisatawan saling siram pada Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Warga dan wisatawan saling siram pada Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, (FOTO : FB Anggoro/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, SELATPANJANG -- Puluhan ribu orang pada peringatan Tahun Baru Imlek 2568/2017 berkumpul di sebuah kota kecil di pesisir Provinsi Riau, yang bernama Selatpanjang. Mereka bersuka cita menghadiri Festival Perang Air, sebuah permainan bocah Selatpanjang yang kini mendunia. Hanya ada satu aturan atraksi “perang air” yang sudah bertahan selama puluhan tahun: "kalau Anda disiram, dilarang marah". 

 

Perang air yang dalam bahasa Hokian disebut "Cian Cui", lebih seru ketimbang perang air "Songkran" di Thailand, karena berlangsung selama enam hari selama peringatan Tahun Baru Imlek (Lunar New Year). "Cian Cui" awalnya adalah cara anak-anak setempat untuk mengisi waktu selama perayaan Imlek dengan saling menyiram air. 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement