Anak-anak penyandang down syndrome bermain lempar bola saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Anak-anak penyandang down syndrome bermain lompat rintangan saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Anak-anak penyandang down syndrome bermain lompat rintangan saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Anak-anak penyandang down syndrome bermain sepak bola saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Anak-anak penyandang down syndrome bermain lempar bola saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Anak-anak penyandang down syndrome bermain lempar bola saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
Anak-anak penyandang down syndrome bermain lempar bola saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Anak-anak penyandang down syndrome bermain lempar bola saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3). S (FOTO : Republika/Yasin Habibi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak penyandang down syndrome bermain lompat rintangan saat memperingati Hari Down Syndrome Sedunia di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (30/3).
Sekitar 200 anak penyandang down syndrome se-DKI Jakarta ikut serta dalam peringatan Hari Down Syndrome Sedunia tersebut. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih memberikan stigma negatif tentang down syndrome.