Rabu 03 May 2017 22:32 WIB

Seba, Persembahan Warga Baduy (Bagian 1)

.

Rep: Raisan Al Farisi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Untuk melakukan seba warga Baduy bertelanjang kaki berjalan sejauh puluhan hingga ratusan kilometer (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Warga Baduy Dalam dan Baduy Luar bisa dibedakan dari warna pakaian yang dikenakan. Suku Baduy Dalam mengenakan pakaian dan ikat kepada berwarna putih. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Melintasi berbagai rute dan medan jalanan (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Ribuan warga Baduy bertelanjang kaki berjalan sejauh puluhan hingga ratusan kilometer untuk melakukan upacara Seba. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Mereka berjalan melalui tiga kabupaten berbeda untuk sampai di tempat tujuan. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Di setiap kota yang disinggahi rombongan ini disambut meriah dan menjadi daya tarik tersendiri (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Panas terik matahari tidak mengurangi semangat ribuan warga Suku Baduy yang berjalan kaki sejauh hampir 115km menuju pendopo Kabupaten Rangkasbitung. Laki-laki dewasa remaja hingga anak-anak dari suku pedalaman Banten itu tengah memulai prosesi sakral tradisi Seba Baduy. 

Seba (persembahan) merupakan tradisi peninggalan leluhur tetua (kokolot) yang dilakukan oleh warga Baduy kepada pemerintah yang berkuasa. Acara ini digelar setelah musim panen ladang huma. Tradisi Seba Baduy sudah berlangsung ratusan tahun sejak jaman Kesultanan Banten di Kabupaten Serang. Sebanyak 1.658 warga Suku Baduy mengikuti prosesi adat ini. Mereka memulai perjalanan panjang dari tempat tinggal mereka di Desa Kanekes Leuwidamar, Kabupaten Lebak, dan melewati tiga kabupaten, yaitu Lebak, Serang, dan Pandenglang.

 

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement