Jumat 05 May 2017 22:17 WIB

Bertahan Hidup di Kamp Pengungsi Mosul

.

Rep: Muhammad Hamed/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Ayser Ali Musa, 21, pengungsi konflik Irak menjajakan jasa memperbaiki sepatu di Kamp Pengungsi Khazer, Mosul Timur, Iraq. Ayser mengungsi dari desanya yang hancur di Mosul Utara. (FOTO : Muhammad Hamed/Reuters)

Qassim Hassan Dawood berjualan acar dan buah zaitun di kamp pengungsi Khazher, Mosul bagian Timur. Dia harus menghidupi keluarganya dengan penghasilan setara Rp 50.000. (FOTO : Muhammad Hamed/Reuters)

Saleh Hassan Mohammed berdiri di samping toko buah-buahan tempatnya bekerja di kamp pengungsi Khazer. (FOTO : Muhammad Hamed/Reuters)

Younis Mahmoud, 21, mencukur jenggot pelanggannya di kamp pengungsi Khazer. Younis kehilangan mata pencahariannya sebagai tukang cukur ketika kota tempatnya tinggal dikuasai ISIS. (FOTO : Muhammad Hamed/Reuters)

Josephine Elias, seorang nasrani menjadi pengungsi di kamp Erbil Irak. (FOTO : Muhammad Hamed/Reuters)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL, IRAK -- Berada di Kamp pengungsi, pengungsi konflik Irak harus tetap berusaha untuk memperoleh penghasilan. Mereka yang memilki latar belakang pekerjaan berbeda harus bertahan dengan bekerja serabutan. Mulai dari berjualan, meyediakan jasa cukur, hingga menjadi tukang reparasi sepatu. Profesi yang mungkin tidak terbersit akan dijalani sebelum konflik terjadi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement