Kamis 27 Jul 2017 00:03 WIB

Minum Jamu Tradisional Sebagai Gaya Hidup (Bagian Dua)

.

Rep: Prayogi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Horatius Romuli (kiri) meracik sendiri Jamu Bukti Mentjos sesuai dengan keluhan kesehatan pengunjung gerainya di Salemba, Jakarta. (FOTO : Prayogi/Republika)

Berbagai jenis bahan dasar racikan jamu disiapkan oleh pegawai Jamu Bukti Mentjos. (FOTO : Prayogi/Republika)

Pengunjung menikmati racikan Jamu Bukti Mentjos di Salemba, Jakarta. (FOTO : Prayogi/Republika)

Jamu Bukti Mentjos disajikan untuk penggemar jamu yang datang langsung ke gerainya di Salemba, Jakarta. (FOTO : Prayogi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kini kedai-kedai jamu yang menyediakan jamu seduh di tempat semakin berkurang. Seiring dengan menghilangnya kebiasaan ‘nongkrong’ di kedai jamu digantikan kedai kopi dan restoran impor lainnya.  Namun beberapa kedai jamu ini tetap bertahan di tepian jaman.

Jamu Bukti Mentjos adalah salah satu sedikit kedai jamu yang tetap bertahan. Kini kedai ini dikelola oleh Horatius Romuli pria generasi ketiga sejak pertama kali didirikan pada tahun 50-an. Terletak di kawasan jalan Salemba kedai jamu ini memiliki hampir 60 jenis jamu untuk macam-macam masalah kesehatan. 

Seperti seorang bartender atau barista kopi, Romuli selalu menyempatkan dirinya meracik berbagai jenis jamu bagi pelanggan yang datang. Racikan yang disesuaikan dengan keluhan kesehatan atau selera sang konsumen. Gaya hidup ‘nongkrong’ dan menikmati jamu di kedai seperti ini kembali digemari oleh masyarakat yang menyadari arti penting kesehatan melalui konsep pengobatan alami.

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement