Rabu 02 Aug 2017 23:24 WIB

Senjakala Pasar Glodok (Bagian Satu)

.

Rep: Yasin Habibi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Suasana lengang Pasar Glodok (FOTO : Yasin Habibi/Republika)

Suasana lengang Pasar Glodok (FOTO : Yasin Habibi/Republika)

Pedagang keramik, vas dan patung dewa konghucu di Pasar Glodok (FOTO : Yasin Habibi/Republika)

Pedagang makanan di Pasar Glodok yang ikut terkena imbas sepinya pasar ini. (FOTO : Yasin Habibi/Republika)

Penjaga toko tertidur di salah satu toko yang masih berjualan di Pasar Glodok (FOTO : Yasin Habibi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada era 1990-an, Pasar Glodok menjadi pusat grosir barang elektronik paling ramai di Indonesia. Semua jenis elektronik tersedia di pasar yang berlokasi di Jakarta Barat tersebut. Mulai dari barang baru hingga rekondisi alias bekas. Tidak hanya barang elektronik, di Pasar Glodok juga banyak toko-toko yang menjual pakaian, obat-obatan, makanan, hingga aksesori yang sering digunakan komunitas Tionghoa. 

 

Kini, kondisi Glodok semakin sepi ditinggal pembeli. Lorong-lorong di beberapa blok kios tampak lengang. Jumlah pedagang yang masih tampak ramai beraktivitas berada di lantai 1, sedangkan lantai 2 ke atas banyak kios yang masih bisa dihitung dengan jari. Banyak di antara kios-kios tutup tersebut sudah ditempeli kertas "disewakan" atau “dijual”.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement