Kamis 26 Oct 2017 00:02 WIB

Menjaga Kepak Sayap Sang Elang

.

Rep: Edwin Dwi Putranto/Republika/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) berada di kandang Pusat Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Elang Jawa berada di kandang Pusat Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) memberi makan elang di kandang Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) memberi makan elang di kandang Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) memberi makan elang di kandang Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) melakukan pemeriksaan kesehatan Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) di Klinik Kesehatan Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) melakukan pemeriksaan kesehatan Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) di Klinik Kesehatan Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) melakukan pemeriksaan kesehatan Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) di Klinik Kesehatan Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) melakukan pemeriksaan kesehatan Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) di Klinik Kesehatan Konservasi Elang Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) yang dilepasliarkan terbang di kawasan Hutan Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Petugas dari Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) melakukan observasi seusai pelepasliaran sepasang Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) di kawasan Hutan Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) yang dilepasliarkan terbang di kawasan Hutan Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Jumlah populasi elang di Indonesia terus mengalami penurunan. Kerusakan habitat yang disebabkan oleh deforestasi, degradasi, dan fragmentasi hutan menjadi salah satu faktor yang mengancam keberadaan mereka. Tidak hanya itu, perburuan dan perdagangan ilegal juga menjadi faktor utama yang menghadapkan elang pada pintu kepunahan. Dalam lima tahun terakhir tercatat lebih dari 110 ekor elang yang dinyatakan hilang akibat perburuan.

Untuk menjaga keberadaan elang di Indonesia, sejumlah pihak melakukan upaya konservasi agar satwa predator tersebut dapat terus mengembangkan kepak sayapnya di langit bumi pertiwi. Salah satunya seperti upaya yang dilakukan di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK).

Terletak di wilayah Kamojang, kecamatan Ibun, kabupaten Bandung, pusat konservasi elang yang didirikan oleh Pertamina Geothermal Energy ini melakukan upaya konservasi beragam jenis elang. Beroperasi sejak tahun 2014, PKEK telah menampung 119 ekor elang sitaan maupun yang diserahkan oleh warga. Dari jumlah tersebut, hingga Oktober 2017,  PKEK berhasil melepasliarkan sebanyak 20 ekor elang.

PKEK merupakan pusat konservasi satwa yang dilengkapi dengan fasilitas berstandar internasional dari International Union for Conservation of Nature (IUCN). Elang yang masuk di PKEK, melewati beberapa tahapan sebelum nantinya akan dilepasliarkan. Kandang tempat menampung elang juga dibedakan tergantung dari kondisi elang. Tahapan proses sebelum dilepasliarkan sendiri adalah dimulai dari masa karantina, rehabilitasi medis, pelatihan terbang dan pelepasliaran.

Namun, tidak semua elang yang ada di PKEK dapat dilepasliarkan. Hal ini khususnya apabila kondisi medis elang tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan. Elang yang memiliki cacat medis akan dirawat dan tetap tinggal di PKEK. Selain upaya konservasi, kedepannya PKEK juga akan melakukan upaya pengembangbiakan buatan (breeding) elang.

sumber : Edwin Dwi Putranto
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement