Laporan Katalog Alexis. Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi sekaligus model berinisial JW didampingi kuasa hukumnya Pieter Eli menunjukkan salah satu postingan katalog pekerja Hotel Alexis di Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda metro Jaya, Selasa (7/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Laporan Katalog Alexis. Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi sekaligus model berinisial JW didampingi kuasa hukumnya Pieter Eli menunjukkan salah satu postingan katalog pekerja Hotel Alexis di Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda metro Jaya, Selasa (7/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Laporan Katalog Alexis. Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi sekaligus model berinisial JW didampingi kuasa hukumnya Pieter Eli menunjukkan kertas hasil laporan kasus katalog pekerja Hotel Alexis di Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Selasa (7/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Laporan Katalog Alexis. Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi sekaligus model berinisial JW didampingi kuasa hukumnya Pieter Eli mendatangi Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda metro Jaya, Selasa (7/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Laporan Katalog Alexis. Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi sekaligus model berinisial JW didampingi kuasa hukumnya Pieter Eli mendatangi Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda metro Jaya, Selasa (7/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah akun yang menyebarluaskan katalog perempuan yang disebut sebagai model Alexis, dilaporkan oleh salah satu model yang fotonya dicantumkan dalam katalog itu. Model tersebut adalah Widuri Agesty, dengan didampingi kuasa hukumnya, Krisna Murti.
"Ini katalog sudah beredar luas. Terus teman kuliah saya dapat katalog ini, saya jadi di-bully, dan saya jadi malas ke kampus," ujar dia saat ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisaian Terpadu (SPKT) Mapolda, Selasa (7/11).
Ia berharap agar kepolisian cepat menangkap pelaku yang menyebarkan katalog Alexis itu. Serta menginginkan agar masyarakat jangan mudah percaya tentang informasi viral yang belum tentu benar.