Pleno Terkait Putuan Penghayat Kepercayaan. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (kedua kanan) bersama Anngota DP MUI bachtiar Natsir, Natsir Zubaedi, dan Abdullah Djubaedi (dari kiri) memimpin Rapat Pleno ke-22 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (22/11). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Pleno Terkait Putuan Penghayat Kepercayaan. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (kedua kanan) bersama Anngota DP MUI bachtiar Natsir, Natsir Zubaedi, dan Abdullah Djubaedi (dari kiri) memimpin Rapat Pleno ke-22 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (22/11). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Pleno Terkait Putuan Penghayat Kepercayaan. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (kedua kanan) bersama Anngota DP MUI bachtiar Natsir, Natsir Zubaedi, dan Abdullah Djubaedi (dari kiri) memimpin Rapat Pleno ke-22 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (22/11). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Pleno Terkait Putuan Penghayat Kepercayaan. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (kedua kanan) bersama Anngota DP MUI Natsir Zubaedi, dan Abdullah Djubaedi (dari kiri) memimpin Rapat Pleno ke-22 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (22/11). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Pleno Terkait Putuan Penghayat Kepercayaan. Pimpinan PP Gontor K.H. Hasan Abdullah Sahal memberikan masukan saat Rapat Pleno ke-22 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (22/11). (FOTO : Republika/ Wihdan)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (kedua kanan) bersama Anngota DP MUI bachtiar Natsir, Natsir Zubaedi, dan Abdullah Djubaedi (dari kiri) memimpin Rapat Pleno ke-22 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (22/11).
Pada Rapat Pleno kali ini membahas terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal penghayat kepercayaan yang masuk kolom agama di KTP. Rapat ini juga akan memberi masukan kepada Kemendagri soal teknis pelaksanaan putusan MK.