Rabu 29 Nov 2017 17:06 WIB

Masjid Jami Angke Al Anwar (1)

.

Rep: Mahmud Muhyidin/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Masjid Jami Angke Al Anwar (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Masjid Jami Angke Al Anwar (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Batu nisan kuno yang terdapat di area pemakaman Masjid Jami Angke Al Anwar (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Makam perancang Masjid Jami Angke Al Anwar (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Batu nisan kuno yang terdapat di area pemakaman Masjid Jami Angke Al Anwar (FOTO : Mahmud Muhyidin)

Warga beraktivitas di pelataran Masjid Jami Angke Al Anwar (FOTO : Mahmud Muhyidin)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid yang berusia 250 tahun ini masih  bediri kokoh di tengah pemukiman padat Kota Jakarta. Resminnya masjid ini bernama Masjid Al-Anwar tetapi masyarakat lebih mengenal dengan nama Masjid Jami Angke. Sesuai nama masyhurnya masjid ini terletak di Jalan Tubagus Angke, Kampung Rawa Bebek, Kacamatan Tambora, Jakarta barat. 

 

 

Didirikan pada tahun 1761 masjid tersebut oleh seorang wanita keturunan Tionghoa Muslim dari Tartar bernama Ny. Tan Nio yang bersuamikan orang Banten. Tan Nio masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Ong Tin Nio, Istri Syarif Hidayatullah. 

 

Mesjid ini dirancang oleh arsitek Tionghoa, Syaikh Liong Tan. Karena itulah pengaruh arsitektur Tiongkok juga ada pada bangunan Masjid Jami Angke tersebut. Makam-Makam para pejuang dulu berada di sekitar masjid tersebut. 

 

Bagunan dengan nuansa Tiongkok, Eropa, Bali, dan Jawa terlihat dari segi arsitektur masjid, jåendela masjid berteralis yang mengingkatkan gaya rumah belanda. Gaya arsitektur Tiongkok juga telihat pada sokoguru masjid tersebut. Mihrab dengan gaya Moorish, gaya tersebut mengingatkan gaya arsitektur Belanda di Jakarta.

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement