Jumat 19 Jan 2018 22:14 WIB

Lintas Ekonomi dan Bisnis

.

Rep: Republika, Antara Foto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Pekerja beristirahat di atas tumpukan karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1). Pemerintah bakal mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton guna menambah pasokan beras nasional yang kini hanya tersisa dibawah satu juta ton beras sementara menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB negara seperti Indonesia harus mempunyai cadangan beras nasional berkisar 1,1 juta hingga 1,8 juta ton. (FOTO : Sigid Kurniawan/Antara)

Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk Dawam Atmosudiro (kiri) bertukar berkas kerja sama dengan General Manager PetroChina International Jabung Ltd Yu Guoyi saat penandatanganan kerja sama antara Jasa Armada Indonesia dengan PetroChina International Jabung di Jakarta, Jumat (19/1). Kedua pihak bekerja sama dalam operasi pelayanan pemanduan dan penundaan kapal di wilayah perairan Pandu Luar Biasa TUKS PetroChina Marine Terminal, Tanjung Jabung, Jambi. (FOTO : Hafidz Mubarak/Antara)

Seorang konsumen nampak tersenyum usai melakukan transaksi pembelian Samsung Galaxy A8+ pada acara penjualan perdana Samsung galaxy A8 dan A8+ di Jakarta, jumat (19/1). (FOTO : Darmawan / Republika)

Pengrajin membuat radio dari kayu limbah pabrik di Malang, Jawa Timur, Jumat (19/1). Radio kayu yang dijual Rp 500 ribu per unit tersebut dipasarkan hingga ke berbagai daerah terutama Jakarta, Bandung dan Makassar. (FOTO : Ari Bowo Sucipto/Antara)

Nelayan memperlihatkan kepiting soka atau kepiting lunak (Scylla serata) hasil budidaya tambak, di Desa Cot Lamkuweh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Jumat (20/1). Para nelayan di Aceh mengharapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengkaji ulang larangan ekspor kepiting soka di bawah bobot 150 gram, karena hasil budiaya kepiting soka nelayan di daerah itu hanya mencapai 100 gram (FOTO : Ampelsa/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, impor dilakukan untuk mengisi kekosongan stok yang dapat berakibat pada melambungnya harga beras di berbagai daerah. "Pemerintah tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan beras mengingat panen raya diperkirakan baru akan terjadi pada bulan Maret 2018," kata Mendag. 

Ia juga menjelaskan, sebelum memutuskan impor, Kementerian Perdagangan bersama dengan Bulog telah melakukan operasi pasar sejak November 2017 untuk meredam gejolak harga beras. Namun, upaya itu belum cukup berhasil untuk menurunkan harga. 

Sementara itu, cadangan beras Bulog juga makin menipis karena terus dipakai untuk kegiatan operasi pasar. Menurut Mendag, Bulog kini hanya memiliki sekitar 800 ribu ton beras. Padahal, idealnya, cadangan beras pemerintah di Bulog tidak boleh di bawah 1 juta ton. Dengan kondisi itu, pemerintah akhirnya mengambil jalan impor. 

 

sumber : Republika, Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement