Ondel-ondel di Tepian Jaman (1)
Kesenian khas Betawi ini telah bergeser dari fungsi semula menjadi media hiburan..
Rep: Iman Firmansyah/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi
Rombongan barongan (ondel-ondel) menggunakan bajay menuju titik pusat keramaian di berbagai tempat di Jakarta, (FOTO : Iman Firmansyah)
Pekerja memeriksa kondisi ondel-ondel yang akan digunakan berkeliling kota Jakarta. (FOTO : Iman Firmansyah)
Perawatan kepala ondel-ondel dilakukan berkala termasuk penggantian warna cat. Di masa lalu kegiatan seperti ini diiringi puasa dan 'tirakatan' oleh pembuat ondel-ondel. (FOTO : Iman Firmansyah)
Pekerja memasang ornamen-ornamen hiasan di kepala ondel-ondel. Pekerjaan pemeliharaan seperti lebih sering dilakukan siang hari sementara saat malam, ondel-ondel ini digunakan berkeliling kota. (FOTO : Iman Firmansyah)
Ondel-ondel berwajah putih melambangkan ondel-ondel wanita. Sementara ondel-ondel laki-laki berwarna merah. (FOTO : Iman Firmansyah)
Ondel-ondel dimuat di atas bajaj yang akan di membawa mereka ke pusat keramaian. Sementara anggota rombongan dijejal masuk ke dalam bajaj. (FOTO : Iman Firmansyah)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ondel-ondel atau barongan adalah salah satu seni pertunjukan dari Betawi yang menjadi ciri khas Kota DKI Jakarta. Sejarah panjang boneka raksasa ini bisa ditemukan di beberapa daerah lain dengan nama sama barongan. Pada awalnya boneka ondel-ondel memiliki fungsi sakral. Diarak keliling desa sebagai pengusir roh jahat dan wabah penyakit.
Seiring perjalanan waktu, ondel-ondel menjadi produk budaya seperti sekarang ini. Dapat dengan mudah kita temui di jalanan, di pusat-pusat keramaian. Ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti pesta rakyat, pernikahan dan acara pempemerintahan. Ya fungsi ondel-ondel kini jauh bergeser jadi media hiburan yang bersifat profan.
sumber : Republika