Kondisi Setelah Putusnya Jembatan Sunut
Aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu..
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Mohamad Amin Madani
Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah. (FOTO : Republika/Bowo Pribadi)
Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah. (FOTO : Republika/Bowo Pribadi)
Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah. (FOTO : Republika/Bowo Pribadi)
Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah. (FOTO : Republika/Bowo Pribadi)
Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah. (FOTO : Republika/Bowo Pribadi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Putusnya jembatan Sunut yang menghubungkan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak, Kamis (22/2) dini hari, membuat aktivitas warga dua dusun di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menjadi terganggu. Mulai dari aktivitas perekonomian hingga aktivitas siswa yang akan berangkat ke sekolah. Karena, jembatan ini menjadi satu- satunya akses warga dengan wilayah luar.
Pada Jumat (23/2) pagi, siswa yang akan menuju ke sekolah, warga yang akan beraktivitas ke pasar serta berangkat kerja maupun pengangkutan hasil pertanian, harus dilakukan melalui akses darurat yang dibuat warga menyusul putusnya jembatan yang membentang sepanjang 72 meter di atas sungai Jragung ini terputus.
Bagi warga yang mengendarai sepeda motor, terpaksa harus diseberangkan dengan cara diusung bergotongroyong. Pemandangan ini menggambarkan aktivitas warga tetap menggeliat meski untuk sementara harus terkendala oleh kerusakan infrastruktur perhubungan.