Jumat 02 Mar 2018 20:25 WIB

Cuaca Dingin Ekstrem di Eropa Timbulkan Kekacauan

Puluhan orang tewas karena suhu dingin di Eropa ini..

Rep: Marniati, AP/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Snow-covered cars are parked in a street in Flensburg, Germany (FOTO : Benjamin Noite/AP)

Seorang pria bersepeda melintasi Menara Pisa di antara turunnya salju di Pisa, Italy. (FOTO : Fabio Muzzi/ANSA via AP)

Sylvain berselancar di atas papan ski nya di jalanan yang tertutup salju di Lausanne, Switzerland.. (FOTO : Jean-Christophe Bott/Keystone via AP)

Seorang pria mengendarai sepeda ditengah salju yang turun deras transportasi publik dan mobil sangat sulit digunakan di Kiev Ukrainia. (FOTO : Efrem Lukatsky/AP)

Seorang pria menyingkirkan salju yang menghalagi mobilnya di Larbert Skotlandia, Kamis (1/3) waktu setempat. (FOTO : Andrew Milligan/AP)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badai salju dan hujan salju lebat telah menutup jalan, layanan kereta api dan sekolah serta memaksa pembatalan ratusan penerbangan. Diansir BBC, Jumat (2/3), cuaca dingin ekstrem dirasakan hingga ke selatan Laut Tengah.

Jumlah kematian terkait cuaca dingin ini meningkat menjadi sebanyak 55 orang dengan 21 korban di Polandia. Korban tewas juga dilaporkan terdapat di Spanyol dan Italia.

Tujuh orang telah tewas sejak Ahad di Slovakia, dan enam lagi di Republik Ceko dalam beberapa hari ini. Satu dari tiga korban di Spanyol adalah seorang tunawisma yang tertidur di sebuah truk yang ditinggalkan.

Lima orang dilaporkan tewas di Lithuania, empat di Prancis, masing-masing dua di Serbia, Italia, Slovenia dan Rumania dan satu di Inggris dan Belanda. Di ibukota Prancis, Paris, pihak berwenang mendirikan tempat penampungan darurat untuk sekitar 3.000 tuna wisma di kota tersebut.

Kondisi ini memicu peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa orang miskin, tunawisma dan migran akan paling terdampak dari kondisi ini. "Mereka yang paling berisiko terkena penyakit terkait cuaca dingin termasuk orang tua, anak-anak, dan orang-orang yang memiliki penyakit kronis atau keterbatasan fisik atau mental," katanya sebagai sebuah pernyataan.

Di Inggris, orang menyebut kondisi cuaca ini dengan istilah "the Beast from the East" sementara orang Belanda menyebutnya "Siberian bear" dan orang Swedia menggunakan istilah "snow cannon". Salju bahkan pernah muncul di pantai Riviera, Prancis yang biasanya dikenal sejuk.

Irlandia telah bersiap dalam menghadapi hujan salju terhebat dalam beberapa dasawarsa saat badai Emma pindah dari selatan. Penerbangan masuk dan keluar dari bandara Dublin dihentikan karena gangguan layanan yang diperkirakan akan berlanjut sampai Sabtu.

Bandara di kota Jenewa, Swiss juga terpaksa ditutup pada Kamis pagi namun dibuka kembali setelah landasan pacu dibersihkan dengan menggunakan alat pembajak salju. Di Prancis, sekitar 2.000 pengemudi terdampar di jalan raya dekat kota Montpellier. Mereka terjebak selama 24 jam.

 

Bandara Schiphol di Amsterdam juga terkena dampak dengan maskapai KLM membatalkan atau menunda belasan penerbangan. Beberapa layanan kereta api yang dioperasikan oleh Eurostar antara London, Paris dan Brussels juga terpaksa dihentikan.

sumber : Republika, AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement