Rabu 07 Mar 2018 22:41 WIB

Warisan Budaya Gong Pancasan (1)

Usaha pembuatan gong tersebut telah diturunkan kepada generasi ketujuh..

Rep: Prayogi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Bara api beterbangan saat gong setengah jadi dibakar di dalam tanur. (FOTO : Prayogi/Republika)

Pengrajin menempa gong dengan ritme tertentu diarahkan oleh pemegang bahan gong yang membara. (FOTO : Prayogi/Republika)

Pengrajin gong membakar gong di tengah tanur membara. (FOTO : Prayogi/Republika)

Catatan pesanan gong berbagai ukuran yang harus diproduksi ditulis dengan kapur di dinding bengkel yang hitam karena jelaga. (FOTO : Prayogi/Republika)

Peralatan yang digunakan pengrajin gong bengkel Gong Factory Pancasan Bogor. Peralatan dasar yang digunakan pengrajin tidak berubah sejak generasi pertama pengrajin gong ini ada. (FOTO : Prayogi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tang-ting-tung… tang-ting-tung… dentingan logam bersahutan terdengar dari balik tembok sebuah bangunan sederhana. Dari sebuah rumah yang yerletak di jalan Pancasan, Bogor, Jawa Barat suara denting logam itu bersumber. Pengrajin gong dan gamlan lain ini terlah berdiri sejak zaman kolonial Belanda dan bertahan hingga kini.

Kini usaha pembuatan gong tersebut telah diturunkan kepada Krisna Hidayat sebagai generasi ke tujuh. Krisna menghadapi beban berat untuk mempertahankan warisan leluhurnya di era digital. Zaman yang serba modern dan alat-alat tradisional mulai ditinggalkan. Walaupun demikian Krisna tidak pernah menyerah untuk terus mempertahankan warisan leluhurnya.

Sedikitnya ada sekitar 14 pekerja tetap bekerja di pabrik gong ini, yang mulai bekerja antara Jam 08.00- 15.00. Seperti pemilik, beberapa pekerja yang ada di sini juga merupakan keturunan dari pekerja di tempat yang sama selama beberapa generasi.

 

Mereka bersama-sama menempa bahan gong campuran dari timah murni dan tembaga di bawah satu komandi. Hawa panas dari tanur menyelimuti seluruh ruangan. Namun itu tidak menyurutkan semangat mereka. Membuat alat gamelan dengan cara dan perlatan yang sama yang dilakukan oleh leluhur mereka.

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement