Sejumlah pekerja mengangkut sampah plastik (non organik) saat pegolahan sampah pasar dengan fasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Pekerja mengangkut kompos yang sudah difasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Pekerja mengangkut sampah plastik (non organik) saat pegolahan sampah pasar dengan fasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Sejumlah pekerja mengolah sampah pasar dengan fasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Alat berat mengangkut sampah yang akan diolah dengan fasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Pekerja mengangkut kompos yang sudah difasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Seorang petugas mengecek tumpukan sampah yang akan diolah dengan fasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah pekerja mengangkut sampah plastik (nonorganik) saat pegolahan sampah pasar dengan fasilitas mesin pengomposan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3).
Pada fasilitas pengomposan tersebut dalam sehari mampu mengolah sampah pasar atau organik sebanyak 50 ton dengan menghasilkan produksi kompos rata-rata 2,5 hingga 3 ton perhari.