Selasa 24 Apr 2018 22:00 WIB

Memacu Adrenalin di Atas Sungai Ciliwung (1)

Peserta melompat dengan posisi tegak, mereka akan berayun-ayun di atas sungai..

Rep: Prayogi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Berbeda dengan bungee jumping dengan ikatan tali di kaki, posisi pelompat bridge jumping berada dalam posisi tegak kepala ada di atas. (FOTO : Prayogi/Republika)

Peserta bridge jumping didata sebelum mengikuti proses lompatan. Peserta dengan kriteria tertentu dilarang mengikuti kegiatan ini. (FOTO : Prayogi/Republika)

Untuk mencapai titik lompatan, peserta harus turun ke bagian bawah konstruksi jembatan. (FOTO : Prayogi/Republika)

Seorang peserta bridge jumping mengenakan alat pengaman bersiap sebelum melakukan lompatan. (FOTO : Prayogi/Republika)

Seorang peserta bridge jumping melayang saat melompat dari tepi jembatan Jalan Juanda Depok. (FOTO : Prayogi/Republika)

Bridge jump mengunakan carmantel dinamic dan tambatan tali (anchor) berjauhan dari jumper sehingga terjadi sensasi terlempar ke dua sisi sama tinggi. (FOTO : Prayogi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pagi itu di antara lalu lalang kendaraan yang melintas di Jembatan Ciliwung Jalan Ir Juanda, Depok, Jawa Barat, terlihat kumpulan remaja hingga dewasa yang tengah mendaftar pada kegiatan “Bridge Jump”. 

 

Kegiatan “Bridge Jump” merupakan salah satu kegiatan memacu adrenalin, yaitu melompat dari ketinggian, dari atas jembatan ke Sungai Ciliwung. Dengan membayar uang sebesar Rp 50.000 per orang, warga bisa menikmati kegiatan melompat dari jembatan yang memiliki ketinggian sekitar 30 meter ini.

 

Sebelum terjun, para pelompat dipasangi alat-alat pengaman terlebih dahulu, seperti tali, helm, dan sabuk. Semua perlengkapan yang digunakan memiliki standar dan kualitas yang baik dan aman. 

 

 

Peserta melompat dengan posisi tegak, mereka akan berayun-ayun di atas air Sungai Ciliwung selama beberapa menit sebelum naik ke atas untuk menyudahi “Bridge Jump” itu. Memang terlihat dari atas tampak mudah saja, tetapi setelah dilakukan ternyata sensasinya sangat jauh berbeda. Rasanya nyawa seperti hilang untuk beberapa detik.

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement