Selasa 24 Apr 2018 22:06 WIB

Memacu Adrenalin di Atas Sungai Ciliwung (2)

Untuk mencoba kegiatan ini memang diperlukan fisik dan kesehatan jasmani yang baik..

Rep: Prayogi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Ekspresi peserta bridge jumping melepas emosi saat melompat dari tepi jembatan Jalan Juanda Depok. (FOTO : Prayogi/Republika)

Seorang peserta bridge jumping melayang di atas aliran sungai Ciliwunug yang mengalir di bawah jembatan Jalan Juanda Depok. (FOTO : Prayogi/Republika)

Seorang peserta kegiatan ini berasal dari berbagai latar belakang. (FOTO : Prayogi/Republika)

Peserta bridge jumping perempuan memasang harness pengaman sebelum melompat. (FOTO : Prayogi/Republika)

Pemeriksaan keamanan peralatan sebelum bridge jumping dilakukan. Bridge Jumping berbeda dengan bungee jumping baik dari aspek peralatan hingga proses lompatan yang terjadi. (FOTO : Prayogi/Republika)

Bridge jummping menawarkan alternatif olahraga ekstrem yang murah dan mudah dijangkau bagi warga Depok dan sekitarnya. (FOTO : Prayogi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --  Kegiatan “Bridge Jump” ini dilakukan pada akhir pekan, yaitu Sabtu atau Ahad mulai dari pukul 09.00 hingga 12.00 dan hanya diadakan sebulan sekali bergantung dari kuota peserta. Tak hanya dari Depok, para pesertanya pun banyak yang berasal dari wilayah lain, seperti Jakarta dan Bogor. Selain dekat dengan tempat tinggal, peserta juga penasaran dengan sensasi tersendiri saat berayun-ayun  di bawah jembatan.

 

Seperti halnya yang dilakukan Dini (20) pelajar asal kota Depok. Dini datang bersama beberapa temannya setelah mengetahui kegiatan “Bridge Jump” ini melaui media sosial.  Menurut dia, kegiatan ini sangat seru selain memberikan pengalaman baru, juga menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang tidak menyukai naik gunung atau olahraga ekstrem. ”Awalnya takut dan gemeteran, terutama saat di ayunan pertama rasanya serem banget kayak nyawanya mau dicabut terus masuk lagi,” katanya.

 

Untuk mencoba kegiatan ini memang diperlukan fisik dan kesehatan jasmani yang baik. Bagi mereka yang memiliki penyakit jantung, epilepsi, fobia dengan ketinggian dan ketergantungan obat serta dalam pengaruh miras dilarang mengikuti kegiatan ini.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement