Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memaparkan penjelasan saat konferensi pers terkait langkah BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Jakarta, Kamis (26/4). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Gubernur BI Agus Martowardojo dan Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (dari kiri) memaparkan penjelasan saat konferensi pers terkait langkah BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Jakarta, Kamis (26/4). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman bersama Gubernur BI Agus Martowardojo (dari kiri) memaparkan penjelasan saat konferensi pers terkait langkah BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Jakarta, Kamis (26/4). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman bersama Gubernur BI Agus Martowardojo dan Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (dari kiri) memaparkan penjelasan saat konferensi pers terkait langkah BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Jakarta, Kamis (26/4). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dan Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (dari kiri) saat akan melakukan konferensi pers terkait langkah BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Jakarta, Kamis (26/4). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memaparkan penjelasan saat konferensi pers terkait langkah BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Jakarta, Kamis (26/4).
Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, pelemahan nilai tukar tersebut terjadi bukan hanya terhadap mata uang di Indonesia, melainkan hampir di sebagian besar negara maju maupun berkembang, yang diakibatkan dampak dari penguatan mata uang Dolar Amerika Serikat (US$) terhadap hampir seluruh mata uang dunia akibat kenaikan suku bunga obligasi AS sebesar 3,03%. BI telah melakukan langkah-langkah stabilisasi baik di pasar valas maupun pasar SBN untuk meminimalkan pelemahan rupiah.