Rabu 16 May 2018 23:33 WIB

Lintas Ekonomi dan Bisnis

.

Rep: Republika, Antara Foto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Petugas menata tumpukan uang rupiah di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (16/5). Bank Indonesia menyatakan Utang Luar Negeri Indonesia akhir triwulan I 2018 sebesar 358,7 miliar Dolar AS atau meningkat sebesar 8,7 persen (yoy) jika dibandingkan triwulan I tahun 2017. (FOTO : Sigid Kurniawan/Antara)

Via nasabah cilik Bank Syariah Mandiri (BSM) bersama ibunya menyetorkan uang koin hasil tabungannya di teller BSM Cabang Thamrin Jakarta, Selasa (15/5). BSM memiliki produk tabungan Simpelku yang ditujukan untuk anak-anak sebagai ajang edukasi perbankan syariah. (FOTO : Darmawan/Republika)

Petugas melakukan pemeliharaan jaringan di Gardu Induk Gandul, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/5). PT PLN (Persero) Regional Jawa Bagian Barat mulai mengoperasikan 19 proyek Gardu Induk, Jaringan Transmisi dan Saluran Kabel Tegangan Tinggi untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah DKI Jakata Raya dan Banten, serta menunjang fasilitas kelistrikan jelang perhelatan Asian Games mendatang (FOTO : Indriarto Eko Suwarso/Antara)

Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Purnomo Prawiro (ketiga kiri), Direktur Blue Bird Andre Djokosoetono (kanan) dan jajaran Kemenpar meninjau armada taksi Blue Bird usai memberikan pelatihan tentang pariwisata Indonesia bagi pengemudi Blue Bird, di Jakarta, Rabu (16/5). (FOTO : Dok Bluebird)

President Director & CEO Manulife Indonesia Jonathan Hekster (ketiga kiri) bersama Chief Marketing Officer Novita Rumngangun (kanan) sebelum memberikan paparan Kinerja Keuangan 2017 di Jakarta, Rabu (16/5). (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)

Direktur Utama PT Jaya Bersama Indo Tbk. Limpa Itsin Bachtiar (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai penawaran umum perdana saham perseroan, di Jakarta, Rabu (16/5). Pengelola jaringan restoran masakan China The Duck ing Group itu akan melepas sebanyak 403, 8 juta saham atau setara dengan 34,40 persen dari modal yang ditempatkan perusahaan setelah initial public offering/IPO. (FOTO : Dok Jaya Bersama )

inline

 

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 mengalami defisit sebesar 1,63 miliar dolar AS. Hal ini menunjukkan tidak sehatnya perekonomian.

Menurut Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, ini merupakan defisit terparah neraca perdagangan sejak 2014. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit neraca perdagangan pada tahun itu mencapai sebesar 1,96 miliar dolar AS pada April 2014.

"Transaksi berjalan juga defisit -2,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi stagnan di 5 persen, konsumsi rumah tangga juga stagnan di 4,95 persen. Ini menunjukan ekonomi tidak sehat," ujar Bhima kepada Republika.co.id, Rabu (16/5).

sumber : Republika, Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement