Ziarah Kubur yang tak Lazim Jelang Ramadhan
Kegiatan ziarah ini menjadi tak lazim karena kondisi pemakaman yang tidak normal..
Rep: Antara Foto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi
Warga berdoa saat berziarah di makam kerabatnya di tempat pemakaman umum (TPU) yang terdampak abrasi di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/5). (FOTO : Aditya Pradana Putra/Antara)
Warga berdoa saat berziarah di makam kerabatnya di tempat pemakaman umum (TPU) yang terdampak abrasi di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/5). (FOTO : Aditya Pradana Putra/Antara)
Warga berdoa saat berziarah di makam kerabatnya di tempat pemakaman umum (TPU) yang terdampak abrasi di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/5). (FOTO : Aditya Pradana Putra/Antara)
Warga berdoa saat berziarah di makam kerabatnya di tempat pemakaman umum (TPU) yang terdampak abrasi di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/5). (FOTO : Aditya Pradana Putra/Antara)
Warga korban lumpur Lapindo menaburkan bunga untuk keluarga mereka yang telah wafat, di tanggul titik 42 Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (16/5). (FOTO : Umarul Faruq/Antara)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ziarah kubur adalah salah satu bentuk kegiatan mendoakan bagi seseorang yang telah meninggal dalam ajaran Islam. Di Tanah Air, hal ini menjadi tradisi yang kerap dilakukan menjelang bulan suci Ramadhan. Kegiatan ziarah ini menjadi tak lazim karena kondisi pemakaman yang tidak lagi dalam kondisi 'normal'.
Di Semarang, kota yang sering terendam banjir pasang ziarah dilakukan di antara genangan air yang cukup dalam. Sementara di daerah Porong Sidoarjo, ziarah kubur dilakukan di atas genangan lumpur yang telah mengeras.
sumber : Antara